Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENGALAMAN DI MADINAH, MEKKAH DAN SEKITARNYA

Sekilas Pengetahuan tentang kota Madinah:

Foto Masjid Nabawi dari gerbang depan
Madinah‎ Al-Munawwarah (kota yang bercahaya) yang merupakan ibukota dari Provinsi Madinah di Arab Saudi. 

Di sini terdapat Masjid Nabawi ("Masjid Nabi"), tempat dimakamkannya Nabi Muhammad SAW, dan kota ini juga merupakan kota paling suci kedua setelah Mekkah.

Madinah adalah tujuan Nabi Muhammad SAW untuk melakukan Hijrah dari Mekkah.

Dan secara berangsur-angsur berubah menjadi ibu kota Kekaisaran Muslim, dengan pemimpin pertama langsung oleh Nabi Muhammad SAW.

Kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Beberapa surat dalam alquran yang diterima Nabi Muhammad SAW diturunkan di Madinah, yang dikenal sebagai surat Madaniyah. 

Seperti kota Mekkah, non-Muslim tidak diperkenankan memasuki wilayah suci Madinah (tetapi tidak termasuk bagian pusat kota) berdasarkan aturan pemerintah Arab Saudi.

Kota ini menjadi pusat kekuatan Islam sejak komunitas Muslim mulai berkembang.

Madinah adalah tempat bagi tiga masjid tertua yang pernah dibangun, yaitu Masjid Quba, Masjid Nabawi dan Masjid Qiblatain ("masjid dua kiblat").

Pengalaman di Masjid Nabawi:
Foto Payung-payung Teras Masjid Nabawi
Jarak hotel tempat kami menginap dengan Masjid Nabawi sekitar 200 m, cukup dekat ditempuh dengan jalan kaki.

Kesan pertama saat memasuki masjid Nabawi adalah HUGE, takjub, dan merasa sangat dekat dengan Nabi Muhamad SAW.

Masjid Nabawi ini dulunya adalah bekas rumah Nabi Muhamad SAW yang beliau tinggali setelah hijrah ke Madinah. 

Dan merupakan masjid yang terletak ditengah kota Madinah. 

Masjid ini mengalami perluasan seiring berkembangnya waktu.
Foto Masjid Nabawi malam hari
Saat sobat melihat dari jarak sedikit jauh, akan terlihat bahwa masjid ini dikelilingi oleh pasar-pasar, dan hotel-hotel. 

Jangan heran ya sobat saat berjalan menuju ke dan dari masjid, banyak penjual yang menawarkan dagangannya dengan bahasa Indonesia.

“HAJJI!..HAJJAH!...MURAH..MURAH! HAJJI!...HAJJAH!.. HALAL HALAL!”, teriak para pedagang pakaian dan kurma serta beberapa makanan khas arab lainnya sambil melambai-lambaikan tangannya mengajak ke toko mereka.
Foto bersama salah seorang pedagang Madinah
Seperti pengalaman pertama dengan penjual simcard yang diceritakan ditulisan sebelumnya [Pengalaman Umroh Pertama Kali].

Saat memasuki Masjid Nabawi sobat harus mengingat gerbang pintu masjid, supaya memudahkan sobat dalam mengakses jalan dari hotel dan kembali pulang ke hotel. 

Hal ini diingatkan, karena seringkali beberapa jamaah umroh asal Indonesia nyasar dan ‘TAK TAHU JALAN PULAAAANG...AKU TANPAMU BUTIRAN DEBUUUUU’.

Saat itu kami masuk dan keluar melalui pintu nomor 26. 

Teras masjid yang terasa teduh dengan payung-payung besar yang selalu membuka dan menutup otomatis, menjadi ciri khas dari masjid ini, yang menambah nyaman para peziarah dari berbagai negara, beragam warna kulit dan bahasa.
Foto Gerbang Pintu 26
Selain itu tampak kran-keran air minum yang berjajar, mulai dari air minum biasa yang bertuliskan (DRINKING WATER), dan air zam-zam yang bertuliskan (ZAM-ZAM WATER).

Sebelah ujung pintu gerbang masuk terdapat toilet dan tempat wudhu. 

Toilet ini terletak lumayan jauh dari dalam masjid, sehingga bagi sobat yang tidak begitu hafal jalan, sebaiknya sobat sudah berwudhu dari hotel tempat sobat menginap.

Kejadian tidak hafal jalan menimpa saya, saat itu saya berdua bersama kakak saya, berangkat lebih awal dan masuk ke dalam masjid untuk menunaikan sholat subuh. 

Saat itu kami mendapatkan tempat di shaf ketiga paling depan dalam shaf wanita.

Karena suasana masjid yang dingin dengan kipas angin serta saya yang meminum air zam-zam yang disediakan di dalam masjid.

Tiba-tiba membuat saya menjadi tidak tahan untuk buang air kecil alias kencing.

Sayapun terpaksa memberanikan diri untuk pergi sendirian mencari toilet. 

Berulang kali orang yang disamping saya yang juga orang Indonesia namun beda travel, mengingatkan supaya saya diantar oleh kakak saya, karena takut nyasar.

Namun karena saya melihat kakak saya sedang khusyu berdoa, dan saya sudah kebelet pipis. 

Lalu sayapun pergi sendiri, hanya membawa IDCARD (PengalamUmroh Pertama Kali). Dan saya berusaha menghafalkan shaf tersebut dengan patokan tiang masjid.

Lumayan lama saya mencari keberadaan toilet, hingga akhirnya menemukan toilet tersebut. 

Dan posisinya harus masuk ke dalam ruang semacam bawah tanah dengan menggunakan eskalator.

Setelah selesai berwudhu dan kembali ke dalam masjid.

Foto tempat wudhu laki-laki yang mirip dengan tempat wudhu wanita (saya dapatkan dari kakak laki-laki saya yang berangkat umroh sebelumnya, karena saya lupa mengabadikan saat itu).

Daaannn .........yang terjadi adalah ketika saya masuk ke dalam masjid untuk kembali ke dalam shaf, saya tidak menemukan tempat shaf yang ada kakak sayanya. 

Tiang yang saya hafal dan dijadikan patokan sebelumnyaternyata ada banyak yang sama. haha.... (mulai deg-degan dan bingung karena kunci hotel saja gak bawa).

Saya cari semua ciri-ciri yang menggunakan syal dan baju yang digunakan kakak saya.

Sampai akhirnya saya hanya berdiri ditengah-tengah orang asing. 

Dan saya coba menanyakan kepada petugas kebersihan yang mengambil sampah-sampah ringan dalam Masjid.

Petugas tersebut memakai gamis warna gelap dan bercadar. 

Saya bertanya dengan menggunakan bahasa Inggris, karena maklum sobat saya tidak bisa bahasa arab.

Alhamdulillah nya.. petugas tersebut ternyata orang Indonesia, dia coba membantu namun tidak ketemu juga.

Sayapun melanjutkan pencarian, dan waktu sholat subuh hampir tiba. 

Saya berdiri ditengah-tengah deretan shaf jamaah wanita yang tidak ada satupun yang dikenal. 

Hingga pada akhirnya ada salah seorang ibu yang menarik tangan saya dan bilang untuk duduk dan bareng bersama dia.

Mungkin ibu tersebut melihat wajah saya yang terus mencari dan kebingungan, dengan wajah NELONGSO DAN MELARATO.. PLANGA PLONGO...

Untungnya saya memakai gamis yang lebar dan menggunakan kaus kaki, jadi dapat sholat subuh meskipun tidak dengan menggunakan mukena yang saya bawa dan dititipkan bersama kakak saya.

Saya terus beristighfar dan meminta pertolonganNya supaya bisa kembali bertemu dengan kakak saya. 

Setelah solat subuh selesai, saya mulai tenang dan berusaha berfikir dengan cara yang kakak saya pikirkan.

Saya berfikir kalau kakak saya pasti akan langsung pulang ke hotel dan tidak akan menunggu atau mencari di masjid yang begitu luas dan penuh dengan berbagai jamaah. 

Karena demikian maka selesai sholat subuh berjamaah saya langsung bergegas menuju pintu keluar yang biasa kami akses.

Saya menunggu dan terus menerus melihat ke arah orang-orang yang mengenakan syal yang sama, karena saya yakin kakak saya akan keluar dari pintu tersebut. 

Mata saya terus saya tujukan dengan jeli..dan alhamdulillah..akhirnya ketemu.

Cuplikan dialog setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:

Saya: ‘hai..teteh..ini iis!’ (sedikit berteriak sambil loncat-loncat dan melambaikan tangan karena tertutup oleh orang-orang yang juga akan keluar)

Teteh: ‘darimana aja?!, sholat diluar ya?’ (tampak muka tegangnya menjadi lega..haha)

Saya: ‘is sholat di dalam kok, cuman gak nemu shaf yang ada tetehnya’ (sambil ketawa nakal)

Teteh: ‘teteh mau buru-buru ke hotel dan gak akan nyari iis di dalam atau diluar masjid, biar nyari di hotel aja’ (menjelaskan dengan muka lega nya dan tanpa dosa)

Saya: ‘oh gitu.. jadi gak nungguin.. untung aja iis cegat disini’ 

(untung aja Alloh kasih petunjuk untuk bisa baca jalan pikirannya, kalo enggak pasti bingung deh nyari terus di dalem Masjid).

Foto dekat pintu 25 dan 26 Masjid Nabawi (diambil saat setelah pertemuan kembali dengan kakak tercinta 😊)

Pengalaman tersebut memberikan hikmah pada saya, supaya selalu tenang dan ingat Alloh dalam kondisi apapun.

Sehingga kita bisa menggunakan pikiran dengan jernih dalam menghadapi masalah.

Jangan sampai sobat mengalami hal tersebut ya.

Namun jika harus ditakdirkan mengalaminya maka sobat harus banyak mohon ampun, ingat kepada Alloh, dan tetap tenang.

Sekian dulu cerita pengalaman saya di masjid Nabawi, berikutnya akan saya bagi tentang pengalaman di Raudhah taman syurga yang ada di bagian dalam masjid Nabawi.



ikomaria
ikomaria Berprofesi sebagai engineer bidang persinyalan kereta api, semenjak lulus S1 Fisika, dengan tetap menjalankan hobi ngeblog sebagai sarana untuk berekspresi dan berbagi dalam bentuk tulisan, dari secuil pengalaman ringan guna menyalurkan hobi dan sekedar berbagi.

Post a Comment for "PENGALAMAN DI MADINAH, MEKKAH DAN SEKITARNYA"