Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ulasan Film: "The Post"

Ulasan Film: "The Post"
https://www.tehiis.com (film The 'Post')
The Post adalah film karya sutradara (director) favorit saya yaitu Steven Spielberg.

Kategori (genre) film ini adalah drama, durasi film 117 menit. 

Dan film ini untuk 13 tahun ke atas (sensor film).

21 Februari 2018 adalah tanggal rilis pertama di Indonesia.

Film ini diproduksi oleh beberapa gabungan rumah produksi yang salah satunya yaitu 20th Century Fox.

Aktor dan aktris yang menjadi pemeran utama dalam film ini yaitu Tom Hanks (Ben Bradlee) dan Meryl Streep (Kay Graham). 

Menurut saya film yang dibintangi Tom Hanks hampir semua identik dengan film-film mikir, iya gak sobat?.

Seperti film-film sebelumnya yang berjudul Da Vinci Code, Cloud Atlas, Angel & Damon, Inferno, dll. 

Sehingga kalau sobat menonton film yang dibintanginya, harus FOKUS.

Filmnya kali ini yang berjudul The Post merupakan film yang berdasarkan kisah nyata. 

Sobat harus fokus saat menonton, jika tidak, wah...udah deh alamat sobat bakal tidur pules sampai ngiler di BIOSKOP 😂.

Ada baiknya sobat yang akan menonton film ini membaca dulu sinopsisnya.

Berikut sinopsis dari film The Post:

“Ketika analis militer asal Amerika, Daniel Ellsberg (Matthew Rhys), menyadari bahwa keputusan pemerintah Amerika Serikat ternyata banyak menyia-nyiakan tentaranya di perang Vietnam.

Daniel mengambil tindakan dengan menyalin dokumen rahasia yang menjadi makalah Pentagon.

Pada saat itu, pemilik Washington Post, Kay Graham (Meryl Streep), masih menyesuaikan diri dengan mengambil alih bisnis almarhum suaminya dan mempersiapkan surat kabarnya untuk go public.

Sementara sang editor Ben Bradlee (Tom Hanks) menemukan New York Times telah meraup pusat perhatian dengan mengekspos dokumen tersebut.

Bertekad untuk bersaing, reporter Washington Post pun menemukan Daniel Ellsberg dan mendapatkan salinan lengkap dari makalah tersebut.

Namun, rencana Washington Post untuk mempublikasikan makalah Pentagon terancam oleh perintah penahanan Federal yang bisa membuat mereka semua didakwa karena melakukan kontroversi.

Kay Graham harus memutuskan apakah harus mundur demi keamanan perusahaan dan relasinya dengan pemerintahan atau menerbitkan dan memperjuangkan kebebasan pers.

Dengan demikian, Kay dan stafnya bergabung dalam sebuah pertarungan menuju demokrasi Amerika Serikat.”

Dalam film ini kita akan dibawa untuk mengetahui bagaimana sebuah berita dalam koran pada waktu itu, dari mulai ditulis, diedit secara manual satu-persatu, sampai ke tahap pencetakan koran.

Hal yang membuat saya menarik dalam film ini adanya sebuah kata-kata yang disampaikan oleh Kay yaitu  “Press is to serve the governed, not the government”.

Kalimat tersebut merupakan pesan untuk kebebasan pers dalam menulis dan menuangkan berita tanpa harus takut kepada orang yang berkuasa di pemerintahan sekalipun.

Adapun hal yang menarik lainnya dari tokoh Kay ini adalah dia merupakan wanita satu-satunya yang memimpin kantor berita Washington Post. 

Dan dia memiliki kejeniusan dalam memimpin (Saluut dan menginspirasi).

Selain itu jika sobat perhatikan di adegan agak hampir akhir cerita. 

Kay mengenakan baju ABAYA putih kecoklatan (Wah bisa jadi referensi buat lebaran lagi nih buat sobat kaum hawa 😆 ).

Setelah sebelumnya diramaikan dengan baju KOKO Black Panther buat para adam (Sungguh War Biyasah).

Tinggalkan dulu soal ABAYA lebarannya, Sekarang kita bahas ke alur cerita dan setting  dan pemeran dari film ini.

Pada umumnya film tentang reporter sebuah kantor berita selalu memperlihatkan dengan sibuk aktivitas di luar ruangan untuk mencari berita.

Namun dalam film ini Steven Spielberg menyuguhkan secara berbeda dan ingin mengajak penonton untuk melihat ke dalam ruang kantor redaksi pada zaman old.

Setting yang banyak diambil dalam ruangan sebuah kantor berita yang riuh dengan para reporter yang sibuk menyusun berita, serta disibukan dengan meeting-meeting jajaran direksi.

Alur untuk film ini awalnya sudah menegangkan kemudian landai-landai saja, dari tengah menuju akhir tegang.

selain itu para pemeran dalam film ini tampak sudah senior alias tua-tua hampir semuanya, mungkin memang reporter zaman old, harus matang kali ya.
Ulasan Film: "The Post"
Adegan saat di ruang redaksi, sedang menonton siaran TV berita kepresidenan
Dan yang saya sama teman saya masih bingung dengan adegan terakhir dalam film ini, adanya pembobolan dalam sebuah kantor. 

Itu maksudnya apa ya? sobat bingung juga?.

Ya sudah lah ya.. yang penting filmnya sudah memberi pengetahuan tentang cara kerja dan ruang kantor berita pada zaman old 😁.

Kesimpulan untuk ulasan film yang berjudul The Post, rata-rata nilai yang saya berikan adalah 7 dari 10.

Penilaian yang diberikan bergantung dari suka atau tidaknya film tersebut.

Jangan jadikan penilaian yang saya berikan sebagai dasar ya sobat, karena saya bukan ahli perfilman juga.

Saya hanya orang yang menyukai menonton film.

Sekian ulasan yang dapat saya berikan, semoga bermanfaat.


Terimakasih sudah menyempatkan untuk membaca.




ikomaria
ikomaria Berprofesi sebagai engineer bidang persinyalan kereta api, semenjak lulus S1 Fisika, dengan tetap menjalankan hobi ngeblog sebagai sarana untuk berekspresi dan berbagi dalam bentuk tulisan, dari secuil pengalaman ringan guna menyalurkan hobi dan sekedar berbagi.

Post a Comment for "Ulasan Film: "The Post""