Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Palembang Oh Palembang #1 Salah Membeli Tiket#

Perjalanan menuju kota Palembang begitu terkesan mulai dari menyenangkan, menyebalkan, lucu bahkan konyol.
https://www.tehiis.com/
Salah satu spot yang ada di Bandara Palembang
Begini cerita selengkapnya...

Berawal dipagi hari dikantor yang masih sepi, nampak di atas meja kerja saya terdapat sebuah undangan yang tebal dan terbungkus rapi.

Hatipun bergumam, "wah..ada undangan lagi nih, dari siapa lagi ya?", saking banyaknya undangan pernikahan pada bulan Desember di tahun itu.

Nampaknya orang-orang terbawa trend #2019 ganti status# kali ya, sebelum kehabisan ditahun itu, ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜†.

Saya ucapkan selamat ya teman-teman bagi kalian yang sukses masuk ke dalam trend #2019 ganti status#, semoga bahagia langgeng dunia akhirat.

Back to topic ya guys..#kembali ke LAP TOP#

Seketika saat saya buka surat undangannya, ternyata undangan pernikahan dari rekan kantor yang boleh dibilang tidak disangka saya 'terpilih' ke dalam list tamu yang diundang olehnya.

Well.. thanks ya Vahid for your invitation wedding..

Vahid adalah salah satu exspatriat yang ada di tempat saya bekerja, dia berhasil mempersunting gadis Palembang, maka tempat pernikahannyapun dilangsungkan di kota yang terkenal dengan pempeknya itu.
https://www.tehiis.com/
Undangan Pernikahan
Nah seketika menyeruak dalam benak 'yes.. jalan-jalan setelah sekian lama dahaga liburan, Palembang am comiiiing..'

Sebagaimana pribahasa mengatakan 'sekali mendayung sambil minum susu', eh 'sekali mendayung 2 3 pulau terlampaui' sambil menghadiri undangan sekalian jalan-jalan'.

Seperti biasa saat akan memiliki suatu acara atau menghadirinya sudah pasti saya merencanakan dengan sangat matang dan tertata.

Berbagai informasi mulai dari penginapan, transportasi dan akomodasi telah dikantongi, bahkan itinerary telah diatur sedemikian rupa.

Perjalanan ke kota Palembang, dimulai dari kota Bandung tercinta, dengan memesan tiket kereta api tujuan stasiun Gambir.

Pergi ke Bandara Soeta saat itu dengan menggunakan kereta api, karena dalam bayangan saya, akan lebih nyaman dan tepat waktu, dibandingkan dengan travel (mobil/bis).

Tiket kereta api yang dipesan adalah kelas eksekutif untuk keberangkatan Bandung-Gambir pukul 6 pagi.

Perjalanan dari stasiun Gambir disambung dengan menggunakan taxi online menuju stasiun BNI City (KA bandara).

Memilih terbang dari bandara Soeta, agar dapat menggunakan pesawat Garuda (Saat itu dari Bandung-Palembang tidak ada Garuda).

Singkat cerita, tibalah pada hari H dimana semua tiket sudah dipesan dan hotelpun demikian, lagi-lagi berangkat dipagi hari.

Setelah dimalam harinya bergulat dengan rasa was-was takut bangun terlambat, namun berkat pasang alarm bisa bangun tepat waktu meskipun tidur terlambat.

Pagi hari itu setelah subuh saya memesan taxi online untuk pergi ke stasiun dengan rute stasiun Bandung-Gambir.

Semua telah siap, tiket tinggal diprint, boarding kemudian menuju gerbong kereta dan duduk manis. 

Begitu dalam bayangan saat saya berada dalam taxi online yang akan menuju stasiun Bandung.

Sesampainya distasiun, sayapun pergi menuju loket untuk cetak tiket, dan sudah bisa boarding, saat itu waktu menunjukkan pukul 5.45 pagi.

Nampak stasiun sudah mulai ramai dan lumayan penuh, sayapun antri untuk print tiket.

Selesai saya print tiketnya, kemudian saya pergi menuju pintu boarding pass, dan memperlihatkan ktp dan tiket yg telah di print.

Melewati antrian yang panjang hingga akhirnya tiba giliran saya memberikan tiket dan ktp, kemudian petugas melakukan scan barcode tiketnya terlebih dahulu.

Tiba-tiba mesin scanningnya tidak mau membaca alias gagal dengan keterangan 'maaf tidak dapat dipindai silahkan periksa kembali tiket anda'

Petugas tersebut lalu mencobanya hingga berulang kali, sampai akhirnya petugas tersebut nyerah untuk melakukan scanning.

Percakapan yang terjadi, Reka adegan...:

Petugas: "ini gak bisa discan mbak" tanpa melihat keterangan dalam layar komputer tersebut kenapa tidak bisanya.

Saya: "Bapak coba lagi deh, siapa tau tadi belum pas"

Petugas kembali mencoba melakukan scanning, masih belum berhasil, hingga akhirnya dia benar-benar memeriksa dan bilang.

Petugas: "mbak beli tiket terusan ya?"

Saya: "Enggak pak, saya beli tiket Bandung-Gambir saja" *memangnya masuk dufan, beli tiket terusan*

Petugas: "Ini mbaknya salah print tiket , disini tertulus tiket untuk Jakarta-Bandung, bukan sebaliknya, jadi tidak bisa discan"

Saya: "Seriusan Pak?!, saya pesan untuk Bandung-Gambir kok"

Petugas:"Mbaknya bisa langsung ke loket yang tempat ngeprint tadi, bilang salah cetak dan minta diprint ulang"

Saya: "Baik, terima kasih pak"

Sayapun pergi dari antrian tersebut dengan perasaan masih tenang, karena berfikir salah print.

Setelah menemui petugas print tiketnya, sayapun memperlihatkan kesalahan itu, yang ternyata kata petugasnya saya salah memilih/salah pesan.

OMG... ๐Ÿคฏ๐Ÿคฏmulai lemas lunglai tak berdaya saat itu yang terbayang sebelumnya akan menyenangkan di kereta api menjadi buyar.

Panik Dulu Trav***ka Kemudian ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜†.

Tiket kereta api yang dipesan melalui Trav***ka ternyata saleha alias salah, saat itu saya langsung diminta untuk melakukan pembatalan tiket untuk menerima uang refund.

Uang refundnya akan bisa dikembalikan setelah 90 hari terhitung dari tanggal tersebut, dan kadaluarsa selama 2 tahun.

Dan fyi ya teman-teman hingga saat ini masih belum diambil uang refundnya, karena saya harus mengambil ke stasiun Bandung.

Saking paniknya saat itu meminta uang refund dalam bentuk tunai, bukan transfer๐Ÿ˜….
https://www.tehiis.com/
Formulir pengembalian uang tiket yang dibatalkan
Ada yang lebih mudah memilih yang repot, ada yang bisa langsung menuju bandara ini memilih yang repot naik kereta api.

Beginilah saya teman-teman selalu senang merepotkan diri sendiri, ๐Ÿ˜†๐Ÿคญ.

Nah balik lagi ke ceritanya, setelah lama ditempat refund tiket untuk mengisi formulir, sembari itu saya memperlihatkan muka nelongso.

Muka nelongso saya membuat petugas refund, membantu mencarikan alternatif lain unbtuk menuju bandara.

Mereka mencarikan travel terdekat dari stasiun dan bis damri, namun hasilnya semua sudah terisi alias penuh.

Saat itu yang dilakukan adalah calling '911' pribadi saya, mulai dari adik, saudara, namun sayang seribu sayang tak ada yang menjawab.

Hingga akhirnya seseorang menelpon, bak malaikat dari Padang, tapi bukan malin kundang ya teman-teman ๐Ÿ˜๐Ÿ˜.

Dia sigap memberikan soulusi dan segera memesankan tiket travel dari pasteur menuju Jakarta, dan sesampainya di Jakarta bisa menggunakan KA bandara.

Terima Kasih ya Allah telah mengirimkan dia dalam hidup saya, semoga kami bisa berjodoh...

Begitulah cerita tentang salah membeli tiket saat akan menuju bandara Soeta, kelanjutan ceiratanya sebagaimana terdapat dalam 'Palembang Oh Palembang' terbagi ke dalam 9 rangkuman cerita.

sesi kedua 'Palembang oh Palembang' yaitu tentang #2. BNI City station transport#, akan ada drama apa saja di sesi tersebut, silahkan baca di postingan berikutnya ya teman-teman.

to be continued...





ikomaria
ikomaria Berprofesi sebagai engineer bidang persinyalan kereta api, semenjak lulus S1 Fisika, dengan tetap menjalankan hobi ngeblog sebagai sarana untuk berekspresi dan berbagi dalam bentuk tulisan, dari secuil pengalaman ringan guna menyalurkan hobi dan sekedar berbagi.

Post a Comment for "Palembang Oh Palembang #1 Salah Membeli Tiket#"