Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Melihat Patung Liberty: Sebuah Percakapan Sunyi tentang Kebebasan

https://www.tehiis.com/
Terkadang, sisi yang paling jujur dari sebuah ikon adalah yang paling jarang dilihat.”
Banyak yang pergi ke Liberty Island hanya untuk mengambil foto dengan latar belakang patung paling ikonik di Amerika. Aku pun awalnya begitu. Tapi yang kutemukan di sana bukan hanya patung. Melainkan semacam percakapan diam—tentang arti kebebasan, tentang sisi lain dari simbol, dan tentang diriku sendiri.

Bukan Sekadar Monumen

Dari jauh, Patung Liberty tampak seperti simbol kekuatan. Tapi ketika aku berdiri tepat di bawahnya, yang kurasakan justru kerentanan. Patung ini tidak sedang "tersenyum" menyambut kita, melainkan berdiri teguh dengan wajah serius, membawa obor di tangan, dan rantai patah di kakinya—detail kecil yang kerap luput dari pandangan.

“Kebebasan bukan datang dari simbol, tapi dari keberanian melepaskan belenggu yang tak tampak.”

Detik-Detik Diam di Liberty Island


Di antara kerumunan turis dan kamera, aku duduk sendiri di bangku batu, memandangi patung itu dari sudut yang lebih rendah. Aku membayangkan bagaimana dulu para imigran dari kapal uap pertama kali melihat sosok itu dari jauh. Harapan? Rasa takut? Atau seperti aku—yang justru merasa sedang ditanya kembali: “Apa arti kebebasan bagimu?”

“Kita tidak mencari tempat baru, kita mencari rasa pulang yang tak pernah selesai.”

https://www.tehiis.com/
Sisi Lain yang Mengendap
Perjalanan ini bukan tentang tur Amerika. Ini tentang membuka kembali pertanyaan-pertanyaan lama: Siapa aku? Ke mana aku berjalan? Dan apakah aku benar-benar bebas? Dari kejauhan, saat aku kembali ke daratan New York, Patung Liberty tampak kecil, hampir hilang di langit senja. Tapi pengaruhnya justru terasa paling besar.

Sebuah Refleksi Pribadi

Kita sering lupa, bahwa kebebasan tidak selalu datang dengan teriakan, selebrasi, atau parade. Ia sering hadir dalam keheningan, dalam jeda, dalam saat-saat kita akhirnya mengaku pada diri sendiri. Bahwa kita belum benar-benar bebas, tapi sedang belajar untuk menjadi.

“Kebebasan bukan tempat yang kita tuju, tapi ruang batin yang kita izinkan tumbuh.”

ikomaria
ikomaria Berprofesi sebagai engineer bidang persinyalan kereta api, semenjak lulus S1 Fisika, dengan tetap menjalankan hobi ngeblog sebagai sarana untuk berekspresi dan berbagi dalam bentuk tulisan, dari secuil pengalaman ringan guna menyalurkan hobi dan sekedar berbagi.

Post a Comment for "Melihat Patung Liberty: Sebuah Percakapan Sunyi tentang Kebebasan"