 |
“Terkadang,
sisi yang paling jujur dari sebuah ikon adalah yang paling jarang dilihat.” |
Banyak
yang pergi ke Liberty Island hanya untuk mengambil foto dengan latar belakang
patung paling ikonik di Amerika. Aku pun awalnya begitu. Tapi yang kutemukan di
sana bukan hanya patung. Melainkan semacam percakapan diam—tentang arti
kebebasan, tentang sisi lain dari simbol, dan tentang diriku sendiri.
Bukan Sekadar Monumen
Dari jauh, Patung Liberty tampak seperti simbol kekuatan.
Tapi ketika aku berdiri tepat di bawahnya, yang kurasakan justru kerentanan.
Patung ini tidak sedang "tersenyum" menyambut kita, melainkan berdiri
teguh dengan wajah serius, membawa obor di tangan, dan rantai patah di
kakinya—detail kecil yang kerap luput dari pandangan.
“Kebebasan bukan datang dari simbol, tapi dari keberanian
melepaskan belenggu yang tak tampak.”
Detik-Detik Diam di Liberty Island
Di antara kerumunan turis dan kamera, aku duduk sendiri
di bangku batu, memandangi patung itu dari sudut yang lebih rendah. Aku
membayangkan bagaimana dulu para imigran dari kapal uap pertama kali melihat
sosok itu dari jauh. Harapan? Rasa takut? Atau seperti aku—yang justru merasa
sedang ditanya kembali: “Apa arti kebebasan bagimu?”
“Kita tidak mencari tempat baru, kita mencari rasa pulang
yang tak pernah selesai.”
Sisi Lain yang Mengendap
Perjalanan ini bukan tentang tur Amerika. Ini tentang
membuka kembali pertanyaan-pertanyaan lama: Siapa aku? Ke mana aku berjalan?
Dan apakah aku benar-benar bebas? Dari kejauhan, saat aku kembali ke daratan
New York, Patung Liberty tampak kecil, hampir hilang di langit senja. Tapi
pengaruhnya justru terasa paling besar.
Sebuah Refleksi Pribadi
Kita sering lupa, bahwa kebebasan tidak selalu
datang dengan teriakan, selebrasi, atau parade. Ia sering hadir dalam
keheningan, dalam jeda, dalam saat-saat kita akhirnya mengaku pada diri
sendiri. Bahwa kita belum benar-benar bebas, tapi sedang belajar untuk menjadi.
“Kebebasan
bukan tempat yang kita tuju, tapi ruang batin yang kita izinkan tumbuh.”
ikomaria
Berprofesi sebagai engineer bidang persinyalan kereta api, semenjak lulus S1 Fisika, dengan tetap menjalankan hobi ngeblog sebagai sarana untuk berekspresi dan berbagi dalam bentuk tulisan, dari secuil pengalaman ringan guna menyalurkan hobi dan sekedar berbagi.
Post a Comment for "Melihat Patung Liberty: Sebuah Percakapan Sunyi tentang Kebebasan"
Silahkan berkomentar berkaitan dengan isi konten. Mohon untuk tidak berkomentar yang dapat menimbulkan ujaran kebencian dan isu SARA.